top of page

Bahasa Indonesia

Siapa yang untuk pertama kali datang ke pertemuan kita, akan mendapat kesan perkumpulan untuk orang Tionghoa. Lebih dari tiga perempat anggauta adalah peranakan Tionghoa (= keturunan orang Tionghoa dari Tiongkok Selatan yang datang ke Oost-Indië sejak 5 abad yang lalu untuk memulai hidup baru). Keturunan imigran ini membentuk suatu kebudayaan sendiri (campuran) yang berbeda dengan kebudayaan orang Tionghoa yang baru akhir-akhir ini datang ke Indonesia.Setelah penyerahan kedaulatan Indonesia oleh Belanda (1949) dan sesudah peristiwa 30 september 1965 dimana timbul kerumitan politik, banyak peranakan Tionghoa yang ber-imigrasi ke Negeri Belanda.Biarpun begitu Inisiatip, seperti juga perkumpulan lainnya, terbuka untuk setiap orang tanpa membedakan pangkat, derajat atau asalnya.Tentang tujuan Inisiatip anda bisa membaca di ‘anggaran dasar’ ayat-ayat: „Perkumpulan mempunyai tujuan untuk memajukan aktivitas-aktivitas dalam bidang olahraga, rekreasi, kebudayaan dan sosial dalam arti yang seluas-luasnya“ dan „berusaha untuk mencapai tujuan tersebut dengan mendorong, mengorganisasi & mengkordinir aneka aktivitas serta jalan resmi yang lainnya supaya tujuan tersebut mudah dipermajukan“.

Dalam daftar anggauta kecuali nama Tionghoa, anda menemukan juga nama Jawa, Belanda, Suriname, Irak dan Antillen. Singkatan sejarah dibawah ini menerangkan susunan daftar anggauta.


Awal tahun 1970 keluarga Siem Tjing Djien mengumpulkan sanak saudara, teman-teman serta kenal-kenalan untuk

bersama-sama main tennis.

Teman sekerja bapak Siem di Internationale Octrooibureau (kantor patent internasional) ikut juga main tennis. Dalam waktu singkat juga anak-anak serta teman-teman mereka ikut juga main tennis dan badminton. Mula-mula di Wassenaar, belakangan di Mariahoeve. Jadi dari permulaan bisa dibilang bahwa kelompoknya menjadi heterogen dengan ikut sertanya orang Belanda, Jerman, Belgia & Austria. Juga sifat & luasnya aktivitas berkembang, bukan cuma dalam bidang olahraga tapi juga bidang musik seperti piano, biola & menyanyi, tarian rakyat, bridge dan makan-makan ‘Soiree’ dirumah anggauta ternyata sulit untuk mengorganisasinya. Malam bersama di aula lyceum (sekolah menengah) di Wassenaar memberi sukses besar. Akhirnya ada kebutuhan untuk memperkembangkan perkumpulan tersebut dan lebih berstruktur. Ibu Siem dan ibu Sie Khwan Djioe mempunyai idee untuk memakai nama Inisiatip untuk perkumpulan kita dan setelah acara olahraga pagi di Mariahoeve terbentuklah badan pengurus. Tahun 1982 Inisiatip menjadi perkumpulan resmi dengan anggaran dasarnya.


Inisiatip masih tetap (sebenarnya tambah lebih) bersifat internasional dengan faktor pengikatnya yang penting: para anggauta & partnernya mempunyai perhatian dan mengenal tentang Nederlands-Indië dan juga Indonesia. Sangat aktif adalah koor dan bridge. Selanjutnya aktivitas dibidang musik (muziekdag) setiap bulan november (pelopor: almarhum Emma Thio), perayaan Tahun Baru Tionghoa dengan tarian naga & bal, bersama-sama jalan-jalan dan berpergian.


Dengan ucapan terimakasih kepada bapak S. Widjojoatmodjo atas sumbangan bahan-bahan tersebut diatas tentang masa permulaan Inisiatip.

bottom of page